HYBE: Perjalanan dari Awal Hingga Menjadi Raksasa K-Pop
HYBE adalah kisah transformasi yang menakjubkan dalam industri musik Korea Selatan. Didirikan pada 1 Februari 2005 oleh Bang Si-hyuk sebagai Big Hit Entertainment, perusahaan ini sempat berada di ambang kebangkrutan pada tahun 2011. Namun, perjalanan mereka berubah drastis setelah debut grup BTS pada 13 Juni 2013 dengan single "No More Dream."
Perjalanan HYBE Corporation, sebelumnya dikenal sebagai HYBE Entertainment, menunjukkan visi cemerlang dari CEO HYBE yang mampu mengubah agensi kecil menjadi imperium global. Pada tahun 2021, Big Hit Entertainment resmi berganti nama menjadi HYBE Corporation dan melakukan akuisisi Ithaca Holdings milik Scooter Braun senilai ₩1,07 triliun (sekitar $950 juta). Gedung HYBE yang megah saat ini jauh berbeda dari ruang sewaan sederhana yang pernah menjadi markas agensi HYBE di masa-masa sulitnya. Bagaimana perusahaan yang hampir gulung tikar ini berhasil mentransformasi dirinya menjadi salah satu kekuatan terbesar dalam industri hiburan global?
Awal Mula Big Hit Entertainment
Big Hit Entertainment memulai perjalanannya sebagai sebuah agensi kecil di industri hiburan Korea Selatan. Didirikan pada 1 Februari 2005, agensi ini kemudian bertransformasi menjadi salah satu perusahaan hiburan terbesar di dunia yang kini dikenal sebagai HYBE Corporation. Namun, perjalanan perusahaan ini tidak selalu mulus dan dipenuhi berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Latar belakang pendirian oleh Bang Si-hyuk
Bang Si-hyuk, yang juga dikenal dengan julukan "Hitman" Bang, merupakan sosok visioner di balik berdirinya Big Hit Entertainment. Sebelum mendirikan agensinya sendiri, Bang memulai kariernya di bidang musik saat masih duduk di bangku kuliah di Seoul National University, tempat ia lulus pada tahun 1997. Perjalanan profesionalnya dimulai ketika ia bertemu dengan Park Jin-young dan bersama-sama mendirikan JYP Entertainment pada tahun 1990-an.
Selama berkarier di JYP Entertainment, Bang Si-hyuk berkontribusi sebagai produser dan komposer. Ia menggubah lagu untuk berbagai musisi, termasuk g.o.d yang merupakan salah satu boyband tersukses di awal tahun 2000-an. Pengalaman dan keahliannya dalam produksi musik membangun fondasi pengetahuan yang kuat tentang industri K-pop.
Pada tahun 2005, Bang Si-hyuk memutuskan untuk keluar dari JYP Entertainment dan mendirikan perusahaannya sendiri bernama Big Hit Entertainment. Keputusan ini menjadi titik awal perjalanan panjang Bang dalam membangun imperium hiburannya sendiri. Motivasi utama di balik pendirian agensi ini adalah keinginan Bang untuk mengembangkan pendekatan baru dalam manajemen artis dan produksi musik.
Awal perjalanan Big Hit Entertainment tergolong sederhana. Pada tahun 2007, agensi ini hanya memiliki empat karyawan dan hampir mengalami kebangkrutan. Namun, Bang Si-hyuk berhasil mempertahankan perusahaannya berkat kesuksesan lokal lagu "Without a Heart" dari grup vokal 8Eight pada tahun 2009. Grup ini sendiri telah ditandatangani oleh Big Hit pada tahun 2007, menjadi salah satu artis pertama yang bernaung di bawah agensi tersebut.
Kondisi industri K-pop saat Big Hit berdiri
Ketika Big Hit Entertainment didirikan pada tahun 2005, industri K-pop didominasi oleh tiga perusahaan besar yang dikenal sebagai "The Big Three": SM Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment. Ketiga perusahaan ini menguasai sebagian besar pasar dan menghasilkan banyak artis populer yang mendominasi tangga lagu Korea Selatan.
Sebagai pendatang baru, Big Hit Entertainment harus bersaing langsung dengan ketiga raksasa industri tersebut. Kondisi ini menciptakan tantangan tersendiri bagi Bang Si-hyuk dalam mengembangkan agensinya. Sebagai perusahaan kecil, Big Hit harus berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan dan membangun reputasinya di pasar yang sangat kompetitif.
Meskipun menghadapi persaingan ketat, Big Hit Entertainment terus berkembang secara perlahan. Pada tahun 2010, perusahaan ini menandatangani kontrak manajemen bersama dengan JYP Entertainment untuk mengelola grup 2AM. Di tahun yang sama, Bang Si-hyuk merekrut RM sebagai anggota pertama BTS dan meluncurkan audisi nasional untuk mencari anggota lainnya.
Selain itu, pada tahun 2012, Big Hit Entertainment menandatangani kontrak dengan penyanyi Lim Jeong-hee dan membentuk grup perempuan GLAM sebagai kolaborasi dengan Source Music. Sayangnya, GLAM hanya aktif hingga tahun 2014 ketika grup tersebut dibubarkan akibat kontroversi yang melibatkan salah satu anggotanya, Kim Da-hee, yang dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti bersalah melakukan pemerasan terhadap aktor Lee Byung-hun.
Tantangan dan kegagalan ini menjadi pembelajaran berharga bagi Big Hit Entertainment dalam mengelola agensi dan artisnya. Perjalanan awal yang penuh rintangan ini justru membentuk fondasi kuat bagi apa yang kelak menjadi HYBE Corporation, sebuah perusahaan hiburan multinasional dengan pendekatan inovatif dalam manajemen artis dan produksi konten.
Perjuangan Awal dan Visi Bang Si-hyuk
Perjalanan Bang Si-hyuk membangun agensi HYBE penuh dengan tantangan berat, terutama di tahun-tahun awal. Meskipun kini dikenal sebagai salah satu pemimpin industri hiburan global, kisah di balik kesuksesan ini menunjukkan perjuangan panjang seorang produser musik yang berpegang teguh pada visinya.
Krisis finansial dan keterbatasan sumber daya
Masa-masa awal Big Hit Entertainment sangat jauh dari kemewahan. Ketika meluncurkan trio vokal 8Eight, salah satu talenta pertama Big Hit, Bang Si-hyuk harus menghadapi krisis finansial yang hampir membuat agensinya gulung tikar. Beruntung, album debut 8Eight berhasil mencapai posisi ke-19 di tangga musik Korea dan terjual 3.000 kopi pada tahun 2007, yang membantu Big Hit bertahan di fase awalnya.
Keterbatasan sumber daya menjadi tantangan sehari-hari bagi Bang Si-hyuk. Fasilitas dan peralatan Big Hit sangat terbatas, bahkan memaksa para artisnya untuk merekam di garasi kecil. Jumlah karyawan Big Hit saat itu juga sangat sedikit, terkadang mengharuskan satu karyawan menangani beberapa tugas sekaligus. Kondisi ini sangat kontras dengan gedung HYBE yang megah saat ini.
Misi 'Music and Artist for Healing'
Salah satu hal yang membedakan HYBE adalah filosofi "Music & Artist for Healing" yang menjadi landasan karya-karya mereka. Motto ini tertulis dalam logo Big Hit Entertainment dan mencerminkan visi Bang Si-hyuk tentang musik yang bisa memberikan dampak positif bagi pendengarnya.
Bang Si-hyuk dalam sebuah wawancara menjelaskan, "Mengapa kita melakukan ini?" dan "Apa yang kita lakukan?" adalah pertanyaan yang selalu ia ajukan, dan ini tercermin dalam pernyataan misi perusahaan. Ia tidak melihat dirinya sebagai pengusaha hebat, melainkan lebih sebagai pemimpin yang baik.
"Aku tidak ingin BTS menjadi idola yang palsu. Aku ingin BTS dapat menjadi teman dekat bagi mereka," ungkap Bang Si-hyuk. Komitmen untuk membuat musik yang berpengaruh positif ini sejalan dengan visi Bang ketika ia menemukan dokumen perusahaan pada tahun 2012, setahun sebelum BTS debut, yangmana mereka mendiskusikan tentang idola seperti apa yang akan mereka bentuk.
Pendekatan Bang Si-hyuk terhadap musik terbilang unik:
Memberikan kebebasan kepada artis untuk mengekspresikan diri dalam karya mereka
Mendorong musik yang mengatasi masalah sosial
Fokus pada konten berkualitas tinggi yang konsisten
Peran Bang Si-hyuk sebagai CEO HYBE
Sebagai pendiri dan CEO, Bang Si-hyuk memiliki pendekatan kepemimpinan yang berbeda. Meskipun dikenal sebagai perfeksionis dalam produksi musik, ia tidak bersikap otoriter dan tetap mendorong artisnya untuk bebas mengekspresikan pesan dan ide mereka dalam karya-karya mereka.
Pada Juli 2021, HYBE mengumumkan Bang Si-hyuk mengundurkan diri dari posisi CEO sebagai bagian dari restrukturisasi korporasi. Keputusan ini diambil agar Bang dapat kembali berfokus pada perannya sebagai ketua dewan direksi dan produksi musik untuk HYBE. Perubahan kepemimpinan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengambil langkah maju sebagai perusahaan global.
Selain itu, Bang Si-hyuk juga telah berusaha mempersiapkan era "post-Bang Si-hyuk" di HYBE, dan membangun sistem multi-label dengan berbagai produser dan kreator adalah hasil dari upaya tersebut. Dalam sebuah forum yang diorganisir oleh Kwanhun Club, Bang menyatakan, "Sama seperti ada Samsung di pasar semikonduktor global dan Hyundai di pasar mobil global, industri K-pop perlu memiliki perusahaan hiburan global yang akan menembus situasi saat ini yang dihadapinya".
Visi Bang Si-hyuk untuk HYBE adalah menjadikannya platform gaya hidup hiburan yang melampaui batasan agensi musik konvensional. Di bawah kepemimpinannya, HYBE bertransformasi dari agensi kecil yang hampir bangkrut menjadi kekuatan utama dalam industri hiburan global.
Lahirnya BTS dan Titik Balik Big Hit
Formasi BTS menjadi tonggak bersejarah yang mengubah nasib agensi kecil bernama Big Hit Entertainment. Sebuah keputusan berani Bang Si-hyuk untuk membentuk grup idol di tengah industri yang didominasi perusahaan besar, ternyata menjadi titik balik yang mengantarkan perusahaannya menjadi imperium global yang kini dikenal sebagai HYBE Corporation.
Proses audisi dan pembentukan BTS
Pembentukan BTS dimulai pada tahun 2010 ketika Bang Si-hyuk merekrut RM (Kim Nam-joon) sebagai anggota pertama. Awalnya, Bang berencana membentuk grup hip-hop, namun seiring waktu konsep tersebut berkembang menjadi grup idol dengan pengaruh musik hip-hop yang kuat. Keputusan ini muncul karena Bang melihat potensi pendapatan dari pertunjukan langsung dan dukungan penggemar yang bisa mengatasi penurunan penjualan album fisik.
Proses perekrutan anggota BTS terjadi melalui berbagai cara. Suga ditemukan melalui audisi online pada musim gugur 2010, sementara Jungkook direkrut setelah mengikuti acara "Superstar K". Jin justru direkrut di jalanan karena penampilannya yang menarik, J-Hope bergabung berkat latar belakang tariannya yang kuat, V secara tidak sengaja ditemukan saat menemani temannya audisi, dan Jimin adalah anggota terakhir yang bergabung setelah guru dansanya mendorongnya untuk mengikuti audisi.
Para trainee ini menjalani pelatihan intensif, tinggal bersama di asrama dengan jadwal latihan hingga 15 jam sehari. Jin menggambarkan kondisi asrama dengan "pakaian berserakan di mana-mana, sereal bertebaran di lantai" sebagai konsekuensi dari jadwal latihan yang padat.
Debut dan tantangan awal
BTS resmi debut pada 13 Juni 2013 dengan single "No More Dream" dari album pertama mereka 2 Cool 4 Skool. Awal perjalanan mereka tidak langsung sukses—dua album pertama mereka tidak terlalu laris dan mereka hanya tampil di depan sekitar selusin penggemar saat pertunjukan pertama.
Sebagai pendatang baru, BTS menghadapi penolakan dan ejekan dari industri. RM mengingat masa-masa sulit tersebut: "Saat kami debut, saya masih ingat bagaimana orang-orang mengejek dan membenci kami. Saya pernah berpikir, 'Akankah saya bisa tampil di Gocheok Sky Dome dalam hidup saya?' Dan jawaban saya saat itu adalah 'Tidak'".
Jimin bahkan mengaku sering menangis di kamar mandi setelah melakukan kesalahan karena merasa tidak tahu cara berlatih dengan benar. Meskipun BTS memenangkan penghargaan Artis Baru Terbaik di beberapa acara musik Korea pada 2013, mereka masih dijauhi oleh rekan-rekan dan artis yang lebih mapan.
Kesuksesan global dan pengaruh ARMY
Nasib BTS mulai berubah selama perjalanan ke Los Angeles pada 2014 untuk menghadiri festival KCON. RM menyebut momen ini sebagai "titik awal basis penggemar kami di AS". Beberapa hari setelah KCON, BTS merilis album Dark & Wild yang terjual lebih dari 100.000 kopi tahun itu dan memulai tur konser global yang menarik 80.000 orang di 13 negara.
Bersamaan dengan itu, lahirlah fandom resmi BTS bernama ARMY (Adorable Representative MC for Youth) pada tahun 2014. Fandom ini tidak hanya membeli merchandise dan tiket konser, tetapi juga sangat aktif secara online—membuat video, tarian cover, dan remix. Mereka bahkan pernah membanjiri stasiun radio dengan bunga untuk berterima kasih atas pemutaran musik BTS dan membeli semua slot iklan agar tidak ada jeda saat BTS tampil di acara TV Korea Selatan pada Maret 2021.
Pengaruh ARMY terhadap kesuksesan BTS terbilang luar biasa. Seorang anggota ARMY mengaku: "Saya mengaktifkan semua ponsel lama dan milik keluarga saya untuk streaming lagu... Saya merasa BTS dan saya tidak terpisahkan, jadi itu membuat saya berusaha lebih keras untuk kesuksesan mereka".
Titik balik besar terjadi pada 2017 ketika BTS memenangkan Billboard Music Award untuk kategori Top Social Artist, mengalahkan Justin Bieber dan mempertahankan gelar tersebut sejak saat itu. Prestasi ini menandai awal dari dominasi global BTS yang pada gilirannya mengubah Big Hit Entertainment menjadi kekuatan besar dalam industri K-pop dan membangun fondasi bagi transformasinya menjadi HYBE Corporation yang kita kenal sekarang.
Transformasi Menjadi HYBE Corporation
Pada Maret 2021, sebuah pengumuman mengubah sejarah industri hiburan Korea selatan ketika Big Hit Entertainment mengumumkan transformasi menyeluruh menjadi HYBE Corporation. Perubahan nama ini bukan sekadar pergantian identitas, melainkan sebuah strategi ambisius untuk mengembangkan perusahaan ke tingkat global yang lebih luas.
Rebranding dan restrukturisasi organisasi
Perubahan nama Big Hit Entertainment menjadi HYBE Corporation disetujui dalam rapat pemegang saham pada 30 Maret 2021. Sebelumnya, perusahaan telah memindahkan kantor pusatnya ke gedung HYBE yang baru di Yongsan Trade Center pada 22 Maret, dengan rebranding resmi berlaku efektif pada 31 Maret 2021.
Proses rebranding ini tidak hanya melibatkan pergantian nama, tetapi juga restrukturisasi organisasi secara menyeluruh. Divisi rekaman dan manajemen Big Hit Entertainment dipisahkan menjadi label independen bernama Big Hit Music yang beroperasi di bawah divisi Labels HYBE. Struktur organisasi baru HYBE dibagi menjadi tiga pilar utama:
Labels: termasuk Big Hit Music, BELIFT LAB, PLEDIS Entertainment, KOZ ENTERTAINMENT, Source Music dan HYBE Labels Japan
Solutions: meliputi unit bisnis khusus untuk konten video, IP, pembelajaran, dan game
Platform: dengan Weverse Company sebagai hub untuk menghubungkan dan memperluas semua konten dan layanan HYBE
Selanjutnya, pada Juli 2021, HYBE mengumumkan pengunduran diri Bang Si-hyuk dari posisi CEO sebagai bagian dari restrukturisasi korporasi. Ia digantikan oleh Park Ji-won, namun tetap mempertahankan posisinya sebagai ketua dewan direksi untuk dapat kembali fokus pada produksi musik.
Perubahan visi menjadi platform gaya hidup hiburan
Melalui transformasi ini, HYBE tidak lagi hanya ingin menjadi agensi hiburan konvensional. Bang Si-hyuk menyatakan visi HYBE adalah "menjadi perusahaan platform gaya hidup hiburan terkemuka dunia berbasis musik". Visi ini mencerminkan ambisi HYBE untuk berkembang melampaui produksi musik, distribusi, manajemen artis, dan e-commerce.
"Kami mengoperasikan berbagai bisnis dan memahami area hiburan dalam arti yang jauh lebih luas dari yang dipersepsikan sebelumnya," ungkap Bang Si-hyuk. "Saya merasa perlu adanya perubahan nama kami sebagai simbol struktur yang dapat menghubungkan dan memperluas bisnis saat ini."
HYBE mendefinisikan "gaya hidup hiburan" sebagai "setiap pengalaman yang penuh imajinasi dan kegembiraan dari musik, meningkatkan kebahagiaan dan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari". Ini mencerminkan strategi untuk masuk ke berbagai bidang baru seperti perjalanan, real estate, dan komunikasi lainnya.
Pada Agustus 2024, HYBE meluncurkan inisiatif "HYBE 2.0" yang mengubah tiga pilar bisnisnya menjadi Musik, Platform, dan inisiatif pertumbuhan masa depan berbasis teknologi. Strategi ini mencakup pendalaman kapabilitas layanan musik, peluncuran opsi berlangganan di platform Weverse, dan investasi di bidang gaming, AI generatif, dan teknologi audio.
Di tengah berbagai perubahan ini, HYBE tetap memegang dua nilai inti: "Konten" yang memimpin tren global dan "penggemar" yang menjadi pelanggan mereka. Visi HYBE adalah menciptakan komunitas global di mana kreativitas tidak mengenal batas dan keaslian dirayakan.
Ekspansi Global dan Akuisisi Strategis
Setelah bertransformasi menjadi HYBE Corporation, perusahaan ini melancarkan strategi ekspansi global yang agresif melalui serangkaian akuisisi strategis dan pembentukan cabang internasional. Langkah-langkah ini tidak hanya memperluas jangkauan HYBE secara geografis tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri musik global.
Akuisisi Ithaca Holdings dan label internasional
Langkah ekspansi global HYBE yang paling signifikan terjadi pada April 2021 ketika perusahaan mengakuisisi Ithaca Holdings milik Scooter Braun senilai ₩1,07 triliun. Beberapa sumber lain melaporkan nilai transaksi mencapai ₩1,66 triliun. Akuisisi ini membawa sejumlah artis papan atas dunia seperti Justin Bieber, Ariana Grande, dan Demi Lovato ke dalam naungan HYBE Corporation.
Melalui kesepakatan ini, HYBE mendapatkan kepemilikan penuh atas SB Projects dan Big Machine Label Group. Sebagai bagian dari transaksi tersebut, para artis dan staf Ithaca Holdings menerima saham HYBE senilai lebih dari ₩634 miliar, termasuk saham untuk Ariana Grande, Justin Bieber, J Balvin, dan artis lainnya.
Selanjutnya, pada Februari 2023, HYBE America di bawah kepemimpinan Scooter Braun mengakuisisi perusahaan hip-hop Atlanta, Quality Control Media Holdings, seharga ₩4,75 triliun. Akuisisi ini menambahkan artis-artis seperti Migos dan Lil Baby ke dalam portofolio HYBE.
HYBE juga memperluas jangkauannya ke pasar musik Latin dengan mengakuisisi perusahaan musik Latin, Exile Music, pada November 2023. Ekspansi ini merupakan bagian dari strategi HYBE untuk memasuki pasar musik Latin yang sedang berkembang pesat.
Pembentukan HYBE America dan HYBE Japan
Sebagai bagian dari strategi ekspansi globalnya, HYBE membentuk cabang-cabang regional di berbagai negara. HYBE America, yang sebelumnya dikenal sebagai Big Hit America, didirikan pada 26 April 2019 dan dipimpin oleh Scooter Braun sebagai CEO setelah akuisisi Ithaca Holdings.
Sementara itu, HYBE Japan didirikan pada tahun 2019 sebagai upaya untuk memasuki pasar musik terbesar kedua di dunia. HYBE Japan kemudian direbranding menjadi YX Labels sebagai bagian dari strategi "HYBE 2.0". Cabang Jepang ini telah berhasil memperluas pangsa pasar K-pop di Jepang, dengan empat dari sembilan grup K-pop yang menduduki posisi teratas di tangga album Oricon adalah artis HYBE.
Pada November 2023, HYBE mengumumkan pembentukan HYBE LATIN AMERICA, menandai ekspansi resmi operasinya ke wilayah Amerika Latin. HYBE melihat pasar musik Latin sebagai lingkungan yang kaya peluang dengan potensi pertumbuhan tinggi, mengingat musik Latin adalah salah satu genre dengan pertumbuhan tercepat di AS dengan peningkatan streaming sebesar 15,1% pada paruh pertama 2024.
Kemitraan dengan Universal Music Group
Pada Maret 2024, HYBE mengumumkan perjanjian jangka panjang dengan Universal Music Group (UMG), memberikan UMG hak distribusi eksklusif untuk musik HYBE selama 10 tahun ke depan. Kemitraan ini memberikan akses bagi para artis dan label HYBE ke jaringan global UMG yang luas.
Di bawah kemitraan ini, UMG juga akan berkolaborasi dengan platform superfan global HYBE, Weverse, untuk membawa koneksi lebih langsung antara artis UMG dan basis penggemar mereka. HYBE dan UMG sebelumnya telah bekerja sama sejak 2017 untuk BTS melalui perjanjian distribusi di Jepang.
Kolaborasi ini juga mencakup promosi artis dan aktivitas pemasaran di Amerika Utara di bawah pengawasan Scooter Braun sebagai CEO HYBE America. "Kemitraan dengan besaran ini hanya terjadi ketika kedua belah pihak sama-sama berkomitmen untuk terus bertumbuh," ujar Bang Si-Hyuk, Ketua HYBE.
Inovasi Teknologi dan Platform Digital
Sebagai pendukung pertumbuhan bisnisnya, HYBE telah menginvestasikan sumber daya signifikan dalam pengembangan teknologi digital yang inovatif. Ekosistem digital perusahaan ini telah menjadi faktor pembeda utama yang membawa agensi ini melampaui peran tradisional perusahaan hiburan.
Perkembangan Weverse dan Weverse Shop
Diluncurkan pada tahun 2019, Weverse dikembangkan oleh anak perusahaan teknologi HYBE yang awalnya bernama beNX (kemudian berganti nama menjadi Weverse Company). Platform ini dirancang khusus untuk memungkinkan interaksi lebih mendalam antara artis dan penggemar, melampaui kemampuan platform seperti YouTube atau Twitter.
Pertumbuhan Weverse sangat mengesankan dengan mencapai 150 juta unduhan kumulatif global pada tahun 2024. Basis pengguna platform ini tumbuh secara konsisten di semua benua dengan rata-rata pertumbuhan 19% pada 2024. Dalam setahun, artis membagikan sekitar 206.000 postingan, sementara penggemar menciptakan 370 juta postingan.
Fitur perpesanan langsung menjadi semakin populer dengan artis mengirimkan 698.000 pesan dan penggemar merespons dengan 96,36 juta pesan. Bahkan 55% artis mengirimkan pesan langsung kepada penggemar setidaknya setiap dua hari.
Sementara itu, Weverse Shop menjadi mesin pendapatan penting dengan penjualan 20,6 juta barang merchandise pada 2024, meningkat 13% dari tahun sebelumnya. Pada Desember 2024, Weverse meluncurkan paket keanggotaan premium dengan harga berkisar antara Rp31.710 hingga Rp63.420 per bulan.
Integrasi VLive dan fitur interaktif
Pada Januari 2021, HYBE mengumumkan integrasi VLive (platform streaming langsung populer milik Naver) dengan Weverse. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Naver menginvestasikan 410 miliar won (sekitar Rp5,88 triliun) untuk 49% saham di beNX.
Proses integrasi memakan waktu sekitar setahun dengan layanan VLive akhirnya dinonaktifkan pada 1 Januari 2023. Selama masa transisi, HYBE konsisten memberikan informasi kepada operator kanal tentang pencadangan dan pengunduhan konten.
Setelah integrasi, Weverse dilengkapi dengan teknologi "spot live" dari VLive yang memungkinkan artis melakukan siaran langsung kapan saja. Weverse Live, fitur video real-time platform ini, menyiarkan 5.787 siaran dengan total 4.779 jam konten pada 2024, mengakumulasi 11,25 juta penonton dengan 426 juta total penayangan.
Investasi di AI dan NFT melalui Levvels
HYBE telah melakukan investasi signifikan di bidang kecerdasan buatan dengan mengakuisisi Supertone, startup AI suara, seharga 45 miliar won Korea Selatan (sekitar Rp503,4 miliar) setelah sebelumnya menginvestasikan awal sebesar Rp57,1 miliar.
Selain AI, HYBE juga merambah pasar NFT melalui kemitraan strategis dengan perusahaan blockchain dan fintech Korea, Dunamu. HYBE memperoleh 861.400 saham di Dunamu seharga 500 miliar won Korea Selatan (sekitar Rp6,67 triliun), sementara Dunamu mengakuisisi 2.302.570 saham di HYBE seharga 700 miliar won (Rp9,35 triliun).
Kedua perusahaan ini kemudian mendirikan joint venture bernama LEVVELS pada Januari 2022 untuk "memajukan pengalaman fandom dengan memanfaatkan teknologi blockchain, termasuk Web3 dan token non-fungible (NFT)". LEVVELS meluncurkan platform koleksi K-pop bernama MOMENTICA yang menawarkan koleksi digital unik yang disebut "TAKE".
Dampak HYBE terhadap Industri K-pop
HYBE telah menjadi arsitek perubahan yang membentuk kembali lanskap industri K-pop dengan pendekatan inovatif terhadap bisnis hiburan. Sebagai perusahaan yang dahulu hampir bankrut, kini HYBE memimpin evolusi industri musik Korea dengan model bisnis yang menciptakan standar baru.
Model multi-label dan manajemen artis
HYBE mengembangkan "sistem multi-label" sebagai pionir dalam industri hiburan Korea yang memungkinkan setiap label beroperasi dengan identitas dan otonomi kreatif masing-masing. Sistem ini pertama kali diterapkan pada 2020 saat HYBE terdaftar di bursa saham, menciptakan struktur yang kini menaungi 65 anak perusahaan. Label-label seperti Big Hit Music (100%), Ador (80%), Pledis (85%), Source Music (80%), dan BELIFT LAB (100%) beroperasi di bawah sistem ini.
Menurut Bang Si-hyuk, kesuksesan bukan hasil dari "keberuntungan atau intuisi," melainkan proses manajemen yang dapat "disistematisasi dan direplikasi di pasar lain". Sistem ini memungkinkan label bersaing secara sehat dan mendorong satu sama lain untuk berkembang.
"Kami telah membangun model bisnis fandom yang mencakup bisnis Label, Solution, dan Platform," jelas HYBE dalam pengumuman resminya. Hasilnya, perusahaan mencapai pertumbuhan penjualan tahunan rata-rata 40% dan menjadi perusahaan hiburan pertama di Korea yang melampaui pendapatan 2 triliun won.
Standar baru dalam interaksi penggemar
HYBE telah merevolusi cara artis dan penggemar berinteraksi melalui Weverse, platform yang telah diunduh 113 juta kali dan mencapai 10,5 juta pengguna aktif bulanan. Dalam satu tahun, artis berbagi sekitar 206.000 postingan, sementara penggemar menciptakan 370 juta postingan di platform ini.
Fitur perpesanan langsung menjadi sangat populer dengan 698.000 pesan dikirim oleh artis dan 96,36 juta respons dari penggemar. Bahkan, 55% artis mengirimkan pesan langsung kepada penggemar setidaknya setiap dua hari.
"Weverse dirancang untuk menjadi pusat ekosistem HYBE, tempat penggemar dapat berkomunikasi dengan artis dan mengonsumsi berbagai produk media," ungkap perwakilan perusahaan. Di samping interaksi, Weverse Shop menjadi mesin pendapatan penting dengan penjualan 20,6 juta barang merchandise pada 2024, meningkat 13% dari tahun sebelumnya.
Pengaruh global dan adaptasi budaya
HYBE telah mengubah K-pop dari fenomena lokal menjadi kekuatan global dengan sekitar 90% pendengar K-pop kini berada di luar Korea Selatan. Perusahaan yang dulu memiliki ketergantungan pendapatan lebih dari 95% pada satu artis di tahun 2019, kini memiliki basis pendapatan yang stabil dari berbagai sumber.
Pendekatan HYBE terhadap ekspansi global sangat berbeda - tidak hanya mengekspor K-pop ke luar negeri, tetapi mengadaptasi modelnya ke berbagai pasar. Di Jepang, empat dari sembilan grup K-pop yang menduduki posisi teratas di tangga album Oricon adalah artis HYBE. Sementara itu, CEO HYBE America, Jason Jaesang Lee, menyebut pengembangan grup KATSEYE sebagai "bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali budaya fandom antusias yang menghilang di AS setelah tahun 1990-an".
Di Amerika Latin, HYBE sedang "mempersiapkan debut band lokal, yang dapat menandai titik awal bisnis fandom di Amerika Latin, di mana konsumsi musik genre Latin dapat dikembangkan menjadi budaya yang lebih kompleks".
Tantangan, Kontroversi, dan Kritik Publik
Di balik kesuksesan luar biasa HYBE, perusahaan ini menghadapi berbagai kontroversi serius yang menguji kekuatan organisasinya dan menimbulkan pertanyaan tentang praktik bisnisnya. Tantangan-tantangan ini menunjukkan sisi lain dari pesatnya pertumbuhan imperium K-pop global ini.
Konflik internal dengan ADOR dan Min Hee-jin
Perselisihan paling menonjol HYBE terjadi dengan Min Hee-jin, mantan CEO ADOR yang mengelola grup populer NewJeans. Konflik ini dimulai pada April 2024 ketika HYBE melakukan audit terhadap ADOR, menuduh Min mencoba memisahkan diri dari perusahaan induk. Sebaliknya, Min mengklaim HYBE meniru konsep NewJeans melalui grup ILLIT dari label BELIFT LAB.
Situasi memanas saat HYBE melaporkan Min ke polisi atas dugaan pelanggaran kepercayaan. Min membantah tuduhan ini dalam konferensi pers dan mengklaim HYBE sengaja menunda debut NewJeans untuk mengutamakan grup Le Sserafim. Meskipun Min memperoleh dukungan kuat dari anggota NewJeans, HYBE akhirnya menggantikan Min sebagai CEO ADOR dengan Kim Ju-young pada Juli 2024. Pada November 2024, NewJeans mengejutkan industri dengan mengumumkan penghentian kontrak eksklusif mereka dengan ADOR.
Isu hak cipta dan manajemen krisis
HYBE juga menghadapi beberapa kasus pelanggaran hak cipta, termasuk gugatan dari Bryan Kahn yang mengklaim idenya untuk acara "Island Hip Hopping" dicuri untuk menciptakan reality show "I-Land". Kontroversi lain muncul ketika fancam individual anggota BTS, V, dihapus secara sistematis akibat klaim hak cipta dari HYBE, sementara konten serupa untuk anggota lain tetap tidak terpengaruh.
Selain itu, dokumen internal HYBE yang bocor pada Oktober 2024 berisi komentar negatif tentang penampilan fisik idol K-pop, termasuk artis di bawah umur. CEO HYBE, Lee Jae-sang, terpaksa meminta maaf secara publik dan menghentikan pembuatan dokumen semacam itu.
Kekhawatiran akan dominasi pasar
Akuisisi HYBE atas saham SM Entertainment sebesar 14,8% pada 2023 memicu kekhawatiran serius tentang monopoli dalam industri K-pop. Komisi Perdagangan Adil Korea (KFTC) mengungkapkan kekhawatiran tentang dominasi pasar yang dapat mempengaruhi harga tiket konser, album, dan kualitas manajemen.
Mengingat HYBE dan SM Entertainment bersama-sama menguasai 52% penjualan rekaman pada tahun sebelumnya, kritikus mempertanyakan dampak akuisisi tersebut terhadap keragaman industri K-pop. Konflik internal HYBE juga berdampak pada kepercayaan investor, menyebabkan investor asing dan institusional masing-masing menjual saham HYBE senilai 154,5 miliar won dan 36,6 miliar won antara 22-26 April, menghapus 1,2 triliun won nilai pasar perusahaan dalam lima hari perdagangan.
FAQS
Berbagai pertanyaan sering muncul mengenai cara kerja HYBE sebagai perusahaan hiburan global. Berikut adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang HYBE Corporation dan sistem di dalamnya.
Apa yang terjadi setelah lulus audisi online HYBE?
Setelah lulus audisi online HYBE, peserta akan mengikuti satu tahap audisi lagi. HYBE akan menyediakan dua tiket pesawat ke Korea—untuk peserta dan salah satu orang tua—untuk mengikuti audisi langsung di Korea. Jika lulus audisi kedua, peserta akan menandatangani kontrak sebagai trainee dengan durasi kontrak biasanya sekitar 2 tahun.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk debut setelah menjadi trainee HYBE?
Umumnya dibutuhkan waktu sekitar 4-5 tahun untuk debut sebagai idol. Namun, durasi ini dapat bervariasi tergantung tingkat bakat. Bagi trainee berbakat, proses dapat lebih cepat. Sedangkan untuk trainee berbakat yang merupakan warga negara asing, prosesnya bisa memakan waktu lebih lama karena harus mempelajari bahasa Korea.
Apakah trainee dapat berpindah antar label di bawah HYBE?
Para trainee biasanya tidak memiliki kebebasan untuk memilih label di HYBE sesuai keinginan mereka, terutama jika kontrak dengan perusahaan asal belum berakhir. Perpindahan biasanya menjadi keputusan perusahaan, bukan keputusan trainee. Trainee harus tetap bersama perusahaan yang awalnya merekrut mereka sesuai kontrak yang ditandatangani.
Bagaimana hubungan antara HYBE dan label-label di bawahnya?
HYBE mirip dengan perusahaan multinasional dengan berbagai merek di bawahnya. HYBE menyediakan anggaran untuk label-labelnya seperti Pledis, yang menguntungkan label tersebut karena mendapatkan anggaran lebih besar. Sebagai imbalannya, HYBE mendapatkan bagian dari pendapatan label tersebut, termasuk dari penghasilan artis seperti Seventeen. Walaupun label memiliki otonomi untuk mengelola operasional harian, keputusan besar tetap harus mendapat persetujuan dari HYBE.
Apakah trainee dari label berbeda di HYBE berlatih bersama?
Tidak, trainee dari label berbeda tidak berlatih bersama. Meskipun semuanya berada di bawah HYBE, setiap label beroperasi secara terpisah dengan tim trainee masing-masing. Demikian pula, grup idol biasanya tidak dibentuk dari trainee yang berasal dari label berbeda.
Posting Komentar