Mengenal Cube Entertainment: Sejarah dan Perjalanan
Cube Entertainment didirikan pada 29 Agustus 2006oleh Hong Seung-sung dan Shin Jung-hwa, awalnya bernama Mdippo Co., Ltd. sebelum berubah menjadi Playcube dan akhirnya Cube Entertainment pada tahun 2011. Dari agensi kecil, perusahaan ini telah bertransformasi secara signifikan hingga berhasil menduduki peringkat ke-6 di antara perusahaan hiburan domestik di Korea Selatan berdasarkan penjualan pada tahun 2022.
Perjalanan Cube Entertainment ditandai dengan peluncuran grup-grup sukses yang menjadi seniman Cube Entertainment paling dikenal. Dimulai dengan girl group pertama mereka, 4Minute pada Juni 2009, diikuti oleh boy group BEAST pada Oktober 2009. Sejak itu, agensi ini terus menghasilkan groups under Cube Entertainment yang berbakat seperti BTOB, PENTAGON, dan (G)I-DLE yang telah memenangkan total 58 penghargaan dari 174 nominasi sejak debut mereka pada 2018. Para Cube Entertainment artis ini tidak hanya sukses di Korea Selatan tetapi juga berhasil menembus pasar internasional, terutama setelah Cube menjalin kemitraan dengan NetEase Music pada awal 2019 untuk mempromosikan artis mereka di Tiongkok.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah persepsi publik dan kesulitan manajemen, Cube Entertainment terus berkembang dengan sistem pelatihan terstruktur untuk trainee.
Awal Mula Cube Entertainment
Ketika berbicara tentang perusahaan hiburan Korea Selatan, tidak banyak yang memiliki cerita pertumbuhan seperti Cube Entertainment. Perusahaan ini dirintis pada tanggal 29 Agustus 2006 oleh dua tokoh penting dalam industri hiburan Korea.
Didirikan oleh Hong Seung-sung dan Shin Jung-hwa
Latar belakang para pendiri Cube Entertainment sangat menarik. Hong Seung-sung, yang juga dikenal sebagai Simon Hong, sebelumnya menjabat sebagai presiden JYP Entertainment. Dengan pengalaman mengelola salah satu agensi terbesar di Korea, Hong membawa wawasan industri yang berharga ke perusahaan barunya. Sementara itu, Shin Jung-hwa (Monica Shin) bergabung sebagai rekan pendiri untuk membangun visi bersama mereka.
Pada awalnya, perusahaan ini tidak langsung menggunakan nama yang kita kenal sekarang. Para pendiri memilih nama Playcube Inc. untuk memulai perjalanan mereka di industri hiburan yang kompetitif. Pemilihan nama ini mungkin mencerminkan keinginan mereka untuk menciptakan ruang yang menyenangkan namun terstruktur bagi para artis.
Perubahan nama dari Playcube ke Cube
Setelah berjalan beberapa tahun, perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan identitas. Pada tahun 2011, Playcube Inc. secara resmi berganti nama menjadi Cube Entertainment. Perubahan ini menandai evolusi perusahaan dan mungkin mencerminkan visi yang lebih fokus dan terarah.
Nama "Cube" sendiri memiliki filosofi tersendiri, mungkin terinspirasi dari kubus Rubik yang memiliki banyak sisi namun tetap menjadi satu kesatuan yang solid. Ini menggambarkan bagaimana agensi ingin menampilkan berbagai aspek hiburan namun tetap mempertahankan identitas yang kuat dan terpadu.
Visi awal sebagai agensi independen
Meskipun Hong Seung-sung memiliki latar belakang di JYP Entertainment, Cube Entertainment didirikan sebagai entitas yang sepenuhnya independen. Namun, karena hubungan masa lalu pendirinya, Cube sering kali keliru dianggap sebagai anak perusahaan JYP. Padahal kenyataannya, Cube adalah perusahaan mandiri dengan visi dan strategi tersendiri.
Hong Seung-seong dikenal menciptakan budaya yang inovatif dan eksperimental di dalam perusahaan. Pendekatan ini menjadi salah satu pembeda utama Cube dari agensi-agensi lain yang lebih konvensional. Selain itu, hubungan dekat yang dibangun Hong dengan para artis Cube Entertainment diyakini menjadi kunci di balik kesuksesan pesat agensi tersebut.
Dalam waktu singkat, hanya empat tahun setelah pendiriannya, Cube Entertainment telah berhasil menandatangani kontrak dengan beberapa artis berbakat seperti G.Na, 4Minute, Beast, dan Roh Ji-hoon. Prestasi ini menunjukkan bahwa meskipun masih tergolong baru, Cube sudah siap untuk bersaing dengan raksasa K-pop seperti YG Entertainment dan agensi besar lainnya.
Strategi awal Cube Entertainment menunjukkan bahwa mereka tidak ingin sekadar menjadi "pemain kecil" dalam industri. Sebaliknya, mereka membangun fondasi yang kuat untuk mengembangkan groups under Cube Entertainment yang nantinya akan menjadi nama-nama besar dalam dunia K-pop.
Debut dan Artis Pertama
Tahun 2009 menjadi tonggak bersejarah bagi Cube Entertainment dengan dimulainya era pengenalan seniman pertama mereka ke industri musik Korea. Setelah tiga tahun membangun fondasi, agensi ini akhirnya siap meluncurkan bakat-bakat yang telah mereka bina.
4Minute dan BEAST sebagai pelopor
4Minute menjadi girl group pertama dari Cube Entertainment yang debut pada 15 Juni 2009 dengan single "Hot Issue". Grup yang terdiri dari lima anggota ini—Jihyun, Gayoon, Jiyoon, Hyuna, dan Sohyun—mulai menarik perhatian publik saat tampil perdana di Mnet's M! Countdown pada 18 Juni 2009. Sebelum pengumuman resmi, Cube Entertainment telah merilis identitas dua anggota: Nam Jihyun (leader) dan Kim Hyuna, mantan anggota Wonder Girls, untuk membangun antisipasi.
Pada akhir Agustus 2009, 4Minute merilis mini album "For Muzik" dan mempromosikan single kedua mereka "Muzik", yang berhasil meraih penghargaan Mutizen Award dan Mnet Award. Kesuksesan ini menandai awal yang kuat untuk Cube Entertainment sebagai pendatang baru di industri.
Sementara itu, BEAST (sekarang dikenal sebagai Highlight) debut pada Oktober 2009 sebagai boy group pertama dari Cube Entertainment. Grup ini dengan cepat membuktikan diri sebagai salah satu kekuatan penting dalam industri K-pop, bahkan menjadi grup pertama di luar Big3 (SM, YG, JYP Entertainment) yang memenangkan penghargaan Daesang. BEAST juga dikenal berkat anggotanya Junhyung, yang menjadi penulis lagu dan memulai tradisi grup self-producing di Cube Entertainment.
G.NA sebagai solois pertama
Melengkapi formasi artis awal Cube Entertainment, G.NA debut sebagai solois pertama agensi ini pada tahun 2010. Sebelum bergabung dengan Cube, G.NA sebenarnya sempat dijadwalkan debut sebagai leader dari girl group Five Girls di bawah Good Entertainment pada 2007, namun grup tersebut bubar sebelum debut karena masalah keuangan.
Sebelum debut resminya, G.NA merilis duet dengan Rain berjudul "Aeini Saenggimyeon Hago Sipeun Il" ("Things I Want to Do When I Have a Lover") pada 5 Juli 2010. Mini album pertamanya, "Draw G's First Breath" dirilis pada 14 Juli 2010, dengan video musik yang menampilkan dua anggota BEAST—Yoon Doo Joon dan Yong Jun Hyung. Albumnya disambut baik oleh penggemar musik Korea.
Tantangan awal dan persepsi publik
Sebagai agensi pendatang baru, Cube Entertainment menghadapi sejumlah tantangan dalam memperkenalkan artis-artis mereka. 4Minute sering dijuluki "Hyuna dan teman-teman" karena popularitas Hyuna yang lebih menonjol dibandingkan anggota lainnya. Meskipun demikian, grup ini berhasil melampaui ekspektasi dengan mengalahkan SNSD dan 2NE1 dalam head-to-head di beberapa acara musik.
Akibat latar belakang pendirinya yang berasal dari JYP Entertainment, Cube sering keliru dianggap sebagai anak perusahaan JYP. Persepsi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Cube untuk membangun identitas yang kuat dan mandiri di mata publik.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan, keputusan Cube untuk merilis tiga artis berbeda (girl group, boy group, dan solois) dalam rentang waktu relatif singkat membuktikan ambisi dan komitmen mereka untuk menjadi pemain kunci dalam industri. Strategi ini terbukti berhasil ketika 4Minute dan BEAST mulai mendapatkan pengakuan, serta ketika Universal Music Group memutuskan untuk membantu 4Minute dalam peluncuran album internasional mereka.
Masa Keemasan dan Ekspansi
Setelah meraih kesuksesan dengan artis-artis pionernya, Cube Entertainment melanjutkan ekspansi dengan meluncurkan gelombang baru bakat yang akan memperluas pengaruh perusahaan di industri K-pop global. Periode ini menandai masa keemasan bagi agensi yang terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri hiburan Korea.
Debut BTOB, CLC, dan PENTAGON
BTOB (Born to Beat) memulai debutnya pada 2012, menjadi boy group kedua dari Cube Entertainment. Grup ini cepat dikenal sebagai "beagle-dol" karena keceriaan dan keaktifan mereka yang tidak terduga, namun juga diakui karena kemampuan vokal dan rap yang luar biasa. Album penuh mereka 24/7 berhasil mencapai puncak tangga lagu Oricon pada 2016, membuktikan popularitas mereka di pasar Jepang.
Sementara itu, CLC debut pada 2015 sebagai girl group multinasional pertama Cube Entertainment. Mereka memulai perjalanan dengan merilis mini album "First Love" pada 19 Maret 2015. Album Jepang mereka, Charisma, mencapai posisi ke-16 di tangga lagu Oricon pada 2016, menunjukkan langkah awal ekspansi Cube ke pasar internasional.
PENTAGON melanjutkan tradisi debut multinasional sebagai boy group pertama Cube dengan anggota dari berbagai negara pada 2016. Mereka awalnya diperkenalkan melalui acara survival Mnet, "Pentagon Maker". EP Jepang mereka, Shine, berhasil mencapai posisi ke-4 di tangga lagu Oricon pada September 2018, menambah daftar kesuksesan Cube di negeri Sakura.
Kesuksesan (G)I-DLE di pasar global
Debut (G)I-DLE pada Mei 2018 disambut dengan antusiasme luar biasa. Mini album debut mereka I Am berhasil menduduki posisi ke-5 di tangga Billboard World Albums. Grup ini menjadi artis Cube tercepat yang memenangkan posisi #1 di acara musik, menunjukkan potensi luar biasa mereka sejak awal.
Prestasi mengejutkan datang ketika anggota (G)I-DLE, Soyeon dan Miyeon, berkolaborasi dengan Madison Beer dan Jaira Burns untuk lagu "POP/STARS" dari League of Legends, mencapai posisi #1 di tangga Billboard World Digital Song Sales. Kesuksesan ini membuka jalan bagi (G)I-DLE untuk dikenal secara global di luar basis penggemar K-pop tradisional.
Pada 2022, (G)I-DLE mencapai puncak popularitas dengan single "Tomboy" dari album studio pertama mereka I Never Die yang menduduki puncak Circle Digital Chart. Lagu berikutnya, "Nxde", juga meraih posisi teratas, menjadikan mereka satu-satunya artis yang memiliki dua lagu dengan perfect all-kill pada 2022.
Ekspansi ke Jepang dan Tiongkok
Strategis ekspansi Cube Entertainment terbukti dengan pembentukan label bersama U-Cube dengan Universal Music Japan pada 23 November 2018. Selama upacara pendirian di hotel Novotel Ambassador di Seoul, Wakil Presiden Hong Il Hwa menyatakan, "2018 adalah tahun yang bermakna bagi Cube Entertainment. Kami bekerja sama dengan Universal Music Japan pada tahun ke-10 pendirian kami dan lompatan kedua kami sudah mendekat".
Selain itu, Cube Entertainment memilih NetEase Music sebagai mitra strategis pada awal 2019 untuk mempromosikan artis mereka di Tiongkok. Ekspansi berlanjut pada 25 Oktober 2019 ketika Cube menandatangani kontrak dengan Haohao Wenhua Media Company untuk aktivitas di negara tersebut.
Strategi ekspansi ini membuahkan hasil signifikan. Pada 2024, penjualan sementara Cube Entertainment meningkat 53,4% menjadi 218,3 miliar won, dengan laba operasi meningkat 7,4% menjadi 16,6 miliar won. Cube berencana meningkatkan penjualan dari pasar luar negeri dari 20% menjadi 30%, menggunakan dana sebesar 16 miliar won untuk memasuki pasar Tiongkok dan memperluas kantor mereka di sana.
(G)I-DLE terus menjadi motor penggerak kesuksesan dengan menjual lebih dari 2,5 juta kopi album pada 2024, dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pendapatan iklan mereka juga meningkat sekitar 40%. Kesuksesan ini menegaskan posisi Cube Entertainment sebagai salah satu raksasa K-pop dengan pengaruh global yang terus berkembang.
Perubahan Kepemilikan dan Dampaknya
Perjalanan bisnis Cube Entertainment mengalami perubahan signifikan dari segi kepemilikan yang mempengaruhi arah dan strategi perusahaan. Proses akuisisi dan perubahan manajemen ini membawa dampak besar pada operasional dan kinerja finansial agensi tersebut.
Akuisisi oleh iHQ dan VT GMP
Sebelum tahun 2020, Cube Entertainment berada di bawah naungan iHQ, sebuah perusahaan afiliasi dari perusahaan TV kabel D'LIVE. Namun, pada 21 Februari 2020, terjadi perubahan besar ketika VT GMP, perusahaan kosmetik dan media commerce yang terdaftar di KOSDAQ, mengakuisisi 30,61% saham Cube Entertainment senilai 29,1 miliar won (sekitar 382 miliar rupiah). Akuisisi ini mengubah status pemegang saham terbesar Cube dari iHQ menjadi VT GMP.
Setelah pengumuman akuisisi ini, saham Cube Entertainment mengalami kenaikan sebesar 11,19%, menunjukkan respons positif pasar terhadap perubahan kepemilikan tersebut. CEO Cube Entertainment saat itu, Hong Seung Sung, menyambut baik kerja sama ini dengan menulis di akun Twitter pribadinya: "Cube telah bermitra dengan partner yang mengesankan sehingga kami dapat melakukan lompatan yang lebih kuat. Dengan saling melengkapi kebutuhan, kami akan bekerja untuk menjadi Cube Entertainment yang terus bersinar".
Restrukturisasi manajemen
Akuisisi oleh VT GMP segera diikuti dengan perubahan signifikan dalam struktur manajemen. Pada 26 Maret 2020, Shin Dae-nam mengundurkan diri dari posisi CEO Cube Entertainment. Sebagai penggantinya, perusahaan menunjuk dua Co-CEO baru: Ahn Woo-hyung, yang juga menjabat sebagai CEO KVLY (platform media milik VT GMP), dan Lee Dong-kwan, Wakil Presiden VT GMP.
Namun, perubahan kepemilikan dan manajemen ini tampaknya tidak berjalan mulus. Pada malam pengangkatan co-CEO baru, Hong Seung Sung mengungkapkan kekhawatirannya melalui Twitter: "Semua, saya akan berbicara tentang apa yang saat ini terjadi di Cube. Baru-baru ini, pemegang saham mayoritas di Cube berubah. Namun, di saat kritis ketika kita harus bekerja sama demi seniman cube entertainment, mereka menciptakan konflik dalam perusahaan dengan melakukan hal-hal yang bahkan sekelompok preman pun tidak akan lakukan. Saya benar-benar merasa hancur".
Dampak keuangan dan strategi baru
Meskipun menghadapi tantangan internal, Cube Entertainment tetap menunjukkan kinerja finansial yang beragam. Pada kuartal keempat 2019, Cube mencatat pendapatan 22,6 miliar won dan laba operasi 40,3 juta won berkat kesuksesan lagu "(G)I-dle's 'Lion'" dan tur dunia "Prism" dari PENTAGON. Namun secara keseluruhan, penjualan Cube pada 2019 mengalami penurunan 13,9%, laba operasi turun 51,1%, dan laba bersih turun 35,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk memperkuat posisi finansialnya, Cube Entertainment mengambil langkah strategis dengan menandatangani kontrak distribusi besar dengan Kakao Entertainment senilai 130 miliar won (termasuk pajak) pada 2024. Nilai kontrak ini melebihi kontrak sebelumnya senilai 80 miliar won yang ditandatangani pada 2022, dan menyumbang hampir 60% dari penjualan konsolidasi Cube Entertainment sebesar 218,2 miliar won dalam laporan audit 2024.
Perubahan kepemilikan juga berdampak pada hubungan dengan beberapa artis. Pada November 2023, BTOB, salah satu groups under cube entertainment yang paling sukses, meninggalkan agensi setelah 11 tahun bergabung. Meskipun perpisahan ini terjadi secara baik-baik, muncul laporan bahwa negosiasi perpanjangan kontrak mengalami kendala ketika Cube meminta sebagian dari pendapatan grup sebagai imbalan atas hak merek untuk menggunakan nama grup tersebut.
Dengan adanya kontrak baru dari Kakao Entertainment, Cube Entertainment menyatakan telah "mengamankan dana yang mencukupi untuk berinvestasi dan mendukung artis baru serta artis yang ada", menandai arah baru bagi perusahaan di bawah struktur kepemilikan yang telah berubah.
Artis-Artis Ternama di Bawah Cube
Dari tahun ke tahun, Cube Entertainment telah berhasil membangun barisan artis berbakat yang menjadi tulang punggung kesuksesan perusahaan. Meskipun beberapa seniman Cube Entertainment telah meninggalkan agensi, kontribusi mereka tetap menjadi bagian penting dalam sejarah perusahaan.
Grup sukses: BTOB, PENTAGON, (G)I-DLE
BTOB (Born to Beat) yang debut pada 2012 segera dikenal dengan julukan "beagle-dol" berkat keceriaan dan keaktifan mereka yang tidak terduga. Namun, grup ini juga mendapat pengakuan luas atas kemampuan vokal dan rap yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, BTOB menjadi salah satu pilar utama Cube Entertainment dan berperan penting dalam pertumbuhan pendapatan perusahaan. Pada kuartal ketiga 2017, pendapatan Cube Entertainment tumbuh 15% dari kuartal sebelumnya, sebagian besar berkat kesuksesan BTOB dan artis lainnya. Sayangnya, setelah 11 tahun bersama, para anggota BTOB meninggalkan Cube Entertainment pada November 2023.
PENTAGON debut pada Oktober 2016 sebagai boy group ketiga Cube Entertainment setelah kepergian BEAST pada Desember 2016. Meskipun demikian, pada Oktober 2023, lima anggota PENTAGON—Yeo One, Yan An, Yuto, Kino, dan Wooseok—memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak mereka dengan agensi.
i-dle (sekarang dikenal sebagai (G)I-DLE) debut pada Mei 2018 dan dengan cepat mencatatkan prestasi sebagai artis Cube tercepat yang memenangkan posisi #1 di acara musik. Awalnya beranggotakan enam orang, grup ini kehilangan Soojin pada 14 Agustus 2021. Meskipun begitu, (G)I-DLE terus bersinar di kancah musik dengan berbagai prestasi, termasuk menjadi satu-satunya artis yang memiliki dua lagu mencapai perfect all-kill pada 2022.
Solois berbakat: Jeon Soyeon, HyunA, Yoo Seonho
Jeon Soyeon memulai karier sebagai trainee yang mewakili Cube Entertainment di acara survival Produce 101, mencapai posisi ke-20 pada episode final. Selain itu, ia juga berkompetisi di musim ketiga acara kompetisi rap Unpretty Rapstar, berhasil menjadi runner-up kedua. Sebelum bergabung dengan (G)I-DLE, Soyeon debut sebagai solois dengan merilis dua single digital, "Jelly" dan "Idle Song".
Yoo Seonho debut pada April 2018 dan terus menunjukkan perkembangan sebagai solois berbakat. Ia turut berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan Cube Entertainment pada kuartal ketiga 2017.
Aktor dan aktris: Kwon Eunbin, Na In-woo
Kwon Eunbin bergabung dengan Cube Entertainment sebagai idol sekaligus aktris. Ia berpartisipasi dalam musim pertama Produce 101 (2016) sebelum tersingkir di episode kedua terakhir. Eunbin kemudian debut sebagai anggota girl group CLC pada Februari 2016. Kariernya di dunia akting dimulai dalam serial televisi Bad Papa (2018) dan berlanjut dengan berbagai judul seperti Top Management (2018), At a Distance, Spring Is Green (2021), Dear.M (2022), dan Duty After School (2023). Pada 2024, ia mendapat penghargaan Rising Star Award for Acting dari Asia Model Awards.
Na In-woo telah menunjukkan dedikasi dan bakat sebagai artis Cube Entertainment sejak 2012. Sayangnya, kontrak eksklusifnya dengan Cube berakhir pada 18 Januari 2024. Dalam pernyataan perpisahan, Cube menyampaikan: "Kami ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Na In Woo, yang telah menunjukkan semangat dan bakatnya yang tiada habis sebagai artis kami untuk waktu yang lama sejak 2012".
Selain nama-nama di atas, Cube Entertainment juga mengelola grup-grup lain seperti LIGHTSUM dan NOWADAYS, yang terus mengembangkan identitas musikal mereka di bawah bimbingan agensi.
Inovasi dan Strategi Bisnis
Di balik kesuksesan seniman Cube Entertainment, terdapat strategi bisnis yang cerdas untuk memperkuat posisi agensi dalam industri hiburan global. Melalui berbagai inisiatif inovatif, Cube terus beradaptasi dengan tren pasar dan memperluas jangkauan bisnisnya.
Pembentukan sub-label U-CUBE
Pada 23 November 2018, Cube Entertainment mengumumkan pembentukan label bersama dengan Universal Music Japan bernama U-Cube. Pengumuman resmi ini dilakukan dalam sebuah upacara di hotel Novotel Ambassador di Seoul yang dihadiri oleh artis-artis Cube seperti Pentagon, (G)I-DLE, CLC, dan Yoo Sun-ho, beserta Shin Dae-nam selaku CEO Cube dan Masahiro Kazumoto selaku CEO Universal Music Japan.
Label bersama ini tidak hanya berfokus pada musik tetapi juga mencakup konser dan film dalam upayanya memperluas jangkauan global. Tujuan utama pembentukan U-Cube adalah untuk memperkuat pengaruh global Hallyu (Korean Wave) dan memfasilitasi promosi artis Cube di Jepang serta pasar internasional lainnya.
Hui dari Pentagon mengungkapkan antusiasmenya: "Saya sangat menantikan promosi kami dengan U-Cube karena kami dapat berbagi musik kami tidak hanya dengan pasar Jepang tetapi juga dengan penggemar di seluruh dunia".
Kolaborasi dengan Universal Music dan NetEase
Selain itu, Cube Entertainment memilih NetEase Music sebagai mitra strategis pada awal 2019 untuk mempromosikan artis-artis mereka di pasar Tiongkok. Kemitraan ini memberikan NetEase akses ke katalog musik lengkap Cube, termasuk album dan lagu dari artis seperti BTOB, CLC, PENTAGON, Yoo Seon-Ho, dan (G)I-DLE.
NetEase dipilih sebagai mitra Cube karena:
Kemampuan manajemen hak cipta yang terbukti
Potensi konsumsi dari basis pengguna muda yang besar
Platform untuk mempromosikan Cube sebagai merek terkemuka bagi penggemar musik Korea di Tiongkok
Dengan populasi 1,4 miliar dan tren konsumsi yang meningkat, Tiongkok menjadi pasar yang sangat menarik dan menguntungkan. Menurut iResearch, pengeluaran per kapita Tiongkok untuk musik rekaman akan meningkat empat kali lipat dari 2017 hingga 2023.
Diversifikasi ke webtoon dan platform digital
Pada awal 2021, Cube Entertainment mengumumkan penandatanganan kontrak dengan platform webtoon Comics Family untuk memproduksi konten video dengan IP mereka. Dalam kesepakatan ini, Cube berencana memproduksi 12 konten video eksklusif berbasis IP webtoon per tahun dan mendistribusikannya secara global melalui berbagai platform OTT.
Langkah diversifikasi ini sejalan dengan tren industri hiburan global yang semakin menggabungkan berbagai format konten. Platform webtoon seperti WEBTOON telah mencapai sekitar 170 juta pengguna aktif bulanan dengan 97% pengguna menyatakan bahwa WEBTOON menghibur dan menyenangkan, melampaui platform seperti Roblox, Netflix, dan TikTok.
Strategi ini memungkinkan Cube Entertainment untuk memperluas sumber pendapatan, membangun IP kreatif, dan menjangkau demografi Gen Z yang merupakan konsumen utama konten digital. Dengan demikian, Cube tidak lagi hanya mengandalkan pendapatan dari manajemen artis dan musik, tetapi juga mengembangkan bisnis hiburan yang lebih komprehensif melalui ekosistem konten digital.
Tantangan dan Kontroversi
Selama perjalanan bisnisnya, Cube Entertainment menghadapi berbagai rintangan yang menguji ketahanan perusahaan. Meskipun agensi ini telah membangun reputasi yang kuat, beberapa kontroversi dan tantangan keuangan mempengaruhi posisi mereka di industri K-pop yang kompetitif.
Kasus Soojin dan pemutusan kontrak
Pada Maret 2021, Soojin dari (G)I-DLE tersandung kontroversi ketika dituduh melakukan perundungan (bullying) semasa sekolah. Meskipun Soojin dan Cube Entertainment awalnya membantah rumor tersebut, aktris Seo Shin Ae akhirnya angkat bicara menyatakan bahwa Soojin telah merundungnya ketika mereka menjadi teman sekelas. Akibatnya, pada 14 Agustus 2021, Cube Entertainment mengumumkan bahwa Soojin keluar dari (G)I-DLE.
Namun, masalah ini belum selesai. Pada 5 Maret 2022, Cube Entertainment secara resmi mengakhiri kontrak eksklusif dengan Soojin setelah penyelidikan polisi menyimpulkan bahwa penuduh "tidak bersalah" atas penyebaran informasi palsu. Dalam pernyataannya, Cube menyampaikan, "Kami menghormati hasil penyelidikan polisi, dan kami meminta maaf telah menyebabkan kekhawatiran bagi banyak orang atas insiden ini".
Kepergian BEAST dan Lai Kuan-lin
Tantangan besar lainnya datang ketika BEAST, grup andalan yang menyumbang sekitar 45% dari total penjualan Cube, meninggalkan perusahaan pada Desember 2016. Hal ini berdampak signifikan terhadap keuangan Cube dengan kerugian operasional sebesar 5,7 miliar won (sekitar 79,2 miliar rupiah) pada tahun 2016. Penjualan juga menurun 13,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, Cube Entertainment juga terlibat sengketa hukum dengan Lai Kuan-lin yang meminta penghentian kontraknya pada Juli 2019. Pada 17 Juni 2021, Pengadilan Distrik Pusat Seoul memutuskan mengakhiri kontrak Lai dengan Cube Entertainment. Salah satu klaim Lai adalah bahwa Cube telah menjual hak manajemen artisnya di Tiongkok kepada pihak ketiga tanpa pemberitahuan.
Persaingan dengan agensi besar lainnya
Berbagai kontroversi ini terjadi ketika Cube Entertainment berusaha mempertahankan posisinya di industri hiburan Korea yang dipenuhi pesaing besar. Dengan kerugian bersih 5,1 miliar won pada 2016, Cube tergolong rentan di tengah dampak THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) terhadap ekspor Korea ke pasar Tiongkok.
Terlebih lagi, bahkan agensi besar di KOSDAQ seperti YG dan SM juga mengalami kesulitan akibat THAAD. Seorang sumber dari lingkaran bisnis sekuritas menyatakan, "Pihak berwenang Tiongkok meningkatkan resistensi terhadap impor Korea akibat THAAD... kemungkinan saham Cube tidak akan pernah pulih ke puncaknya lagi".
Meskipun demikian, Cube Entertainment terus beradaptasi dan bertahan di tengah tantangan. Pada 2017, Universal Music menjual 7% sahamnya di Cube, yang kemudian diikuti dengan penandatanganan kontrak distribusi dengan Kakao M.
Masa Depan Cube Entertainment di 2025
Memasuki tahun 2025, Cube Entertainment terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama industri K-pop dengan sejumlah strategi inovatif. Setelah melewati berbagai tantangan, agensi ini kini menaruh perhatian khusus pada pengembangan bakat baru, transformasi digital, dan keterlibatan artis senior dalam keputusan bisnis.
Fokus pada trainee dan Cube Tree
Cube Tree, departemen pengembangan artis Cube Entertainment, menjadi garda terdepan dalam mencari dan membentuk generasi baru bintang K-pop. Melalui akun media sosial mereka, Cube Tree secara rutin memperkenalkan trainee berbakat seperti Joo Minju dan beberapa trainee lainnya. Memasuki 2025, dua mantan trainee Cube—Kim Jung-hoon dan Park Se-chan—berpartisipasi dalam program survival SBS "B:MY BOYZ", menandai strategi baru Cube dalam mengekspos bakat mereka.
Pada 2023, Cube mengumumkan rencana debut grup baru, baik girl group maupun boy group, yang merupakan bagian dari strategi pengembangan IP perusahaan. Selain itu, setelah semua trainee sebelumnya telah ditetapkan untuk debut, Cube Tree mulai fokus mengembangkan talenta baru dengan penghapusan semua posting Instagram lama dan memulai kembali promosi trainee.
Transformasi digital dan IP kreatif
Salah satu langkah signifikan Cube Entertainment adalah investasi besar-besaran dalam teknologi NFT dan metaverse. Pada November 2021, perusahaan ini bekerja sama dengan Animoca Brands membentuk usaha patungan khusus untuk membangun musik metaverse dan menerbitkan NFT.
CEO Cube, Ahn Woo-Hyung, menegaskan keseriusan investasi ini dengan menyatakan, "Kami tidak memiliki batas atas untuk investasi. Cube memiliki tujuan bahwa artis dan anggota kami harus berperan dalam menciptakan pengalaman dan nilai baru di bidang ini". Kubu untuk transformasi digital ini telah membentuk tim khusus sejak 2020 untuk mempelajari NFT dan metaverse.
Kino dari PENTAGON mengungkapkan antusiasmenya: "Sebagai idola yang memproduksi karya sendiri, kami sangat bangga dengan kreasi yang kami buat. Saya sangat bersemangat bahwa sistem baru akan memudahkan saya berbagi kreasi dengan lebih banyak orang". Sementara itu, leader BTOB, Seo Eun-Kwang, memberi bocoran tentang konser di metaverse yang sedang direncanakan.
Peran artis senior dalam manajemen
Pada 2025, Cube Entertainment semakin melibatkan artis senior dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Ini sejalan dengan visi Cube untuk memberikan pengalaman yang lebih intim kepada penggemar melalui promosi di Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan seluruh dunia.
Pendekatan ini memungkinkan artis senior berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan generasi baru, sekaligus memperkuat ikatan antara agensi dan seniman. Hal ini mencerminkan komitmen Cube Entertainment untuk tetap menjadi pemimpin industri yang telah menghasilkan artis-artis terbaik sejak didirikan pada 2006.
FAQS
Apakah Cube Entertainment menawarkan pelatihan untuk calon trainee? Ya, Cube Entertainment memiliki sistem pelatihan terstruktur untuk mengembangkan bakat-bakat potensial menjadi artis berkualitas tinggi.
Bagaimana cara mendaftar audisi di Cube Entertainment? Cube Entertainment mengadakan audisi terbuka dan tertutup. Untuk audisi terbuka, calon peserta dapat datang langsung ke tempat audisi tanpa persiapan khusus. Untuk audisi tertutup, calon peserta perlu mengirimkan materi audisi melalui email.
Berapa lama masa pelatihan di Cube Entertainment? Masa pelatihan di Cube Entertainment bervariasi tergantung perkembangan trainee, biasanya berkisar antara 2-5 tahun sebelum debut.
Grup idol Cube Entertainment mana yang paling sukses? Beberapa grup idol Cube Entertainment yang sangat sukses antara lain BTOB, PENTAGON, dan (G)I-DLE.
Apakah Cube Entertainment hanya fokus pada musik K-pop? Tidak, selain musik K-pop, Cube Entertainment juga mengembangkan bisnis di bidang akting, produksi konten, dan kolaborasi internasional.
Bagaimana kebijakan Cube Entertainment terkait wajib militer untuk artis pria? Cube Entertainment mendukung artis pria untuk menjalani wajib militer sesuai aturan pemerintah Korea Selatan. Beberapa anggota grup seperti BTOB dan PENTAGON telah menjalani wajib militer.
Apakah Cube Entertainment memiliki sub-label? Ya, Cube Entertainment memiliki sub-label bernama U-CUBE yang merupakan hasil kerjasama dengan Universal Music Japan untuk pengembangan pasar Jepang.
Bagaimana strategi Cube Entertainment dalam mengembangkan pasar internasional? Cube Entertainment aktif menjalin kerjasama dengan perusahaan luar negeri seperti Universal Music Japan dan NetEase Music China untuk mempromosikan artis mereka di pasar global.
Apakah Cube Entertainment memiliki program untuk pengembangan solois? Ya, Cube Entertainment juga fokus mengembangkan solois berbakat seperti Jeon Soyeon dari (G)I-DLE yang aktif berkarier solo selain sebagai anggota grup.
Bagaimana kebijakan Cube Entertainment terkait skandal artis? Cube Entertainment berusaha menangani skandal artis dengan hati-hati, namun beberapa kasus berujung pada pemutusan kontrak seperti yang terjadi pada HyunA dan E'Dawn.
Apakah Cube Entertainment memiliki program untuk pengembangan aktor/aktris? Ya, Cube Entertainment juga menaungi beberapa aktor/aktris seperti Kwon Eunbin dan Na In-woo yang aktif membintangi drama Korea.
Bagaimana sistem kontrak di Cube Entertainment? Sistem kontrak di Cube Entertainment umumnya berdurasi beberapa tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Apakah Cube Entertainment terbuka untuk kolaborasi dengan agensi lain? Ya, Cube Entertainment terbuka untuk kolaborasi dengan agensi lain, seperti yang terlihat dari kerjasama mereka dengan Universal Music Japan dan perusahaan media Tiongkok.
Bagaimana kebijakan Cube Entertainment terkait promosi artis? Cube Entertainment berupaya mempromosikan artis mereka melalui berbagai platform, namun beberapa kritik muncul terkait kurangnya promosi untuk beberapa grup seperti CLC.
Apakah Cube Entertainment memiliki program untuk pengembangan produser musik? Ya, Cube Entertainment mendorong artis mereka untuk terlibat dalam produksi musik, seperti Hui dari PENTAGON dan Soyeon dari (G)I-DLE yang aktif menulis dan memproduksi lagu.
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Cube Entertainment dan operasinya di industri hiburan Korea. Meskipun agensi ini menghadapi berbagai tantangan, Cube Entertainment terus berupaya untuk mengembangkan bakat-bakat baru dan memperkuat posisinya di industri K-pop yang kompetitif.
Posting Komentar